Tag Archives: lee seung hyun

“BIGBANG is 6??” prolog

Title : “BIGBANG is 6??”

Subtitle : “6th members”

Genre : gaje, aneh, ngayal kelebihan, de el el

Cast :

–       BIGBANG members *of course

–       Yang Yoo Chan *kali” author maen gitu.. marga ganti bentar *yoochun pundung

–       YG family

 

***

 

Sebuah pertemuan singkat yang sangat mengesankan..

Sebuah pertemuan yang tidak pernah diduga siapapun..

Sebuah pertemuan antara orang yang tidak pernah saling mengenal..

 

***

 

Pagi itu, 5 orang dari boyband terkenal yang bernama BIGBANG, yang terdiri dari Kwon Ji Yong a.k.a G-Dragon a.k.a GD, Dong Yong Bae a.k.a Taeyang, Choi Seung Hyun a.k.a TOP, Kang Daesung, dan juga Lee Seung Hyun a.k.a Seungri ak.a Vi, sedang mencoba mencerna apa yang sedang terjadi sekarang.

“Kenapa harus dia?” tanya Ji Yong kesal.

Yang Hyun Suk, atau lebih dikenal dengan nama Yang Goon atau YG, adalah seorang CEO dari perusahaan tempat boyband itu bernaung. YG baru saja membawa anak perempuannya yang terkenal sangat bandel ke Korea. Anaknya itu baru saja di skors selama sebulan oleh sekolah karena dituduh melakukan perkelahian dengan alumni SMA-nya.

“Hanya satu jawabannya,” jawab YG tenang. “ini untuk hukuman anakku!”

“Tapi ada lagi kan pasti cara lain?” tanya Yang Yoo Chan, nama anak perempuan YG. “Kenapa bukan dancer Madonna, atau Justin Timberlake? Oh.. mungkin bikin scandal dengan Justin Bieber? Atau—“

“Kau suka Justin Timberlake?” tanya Vi dengan wajah berbinar.

“Penting?” Yoochan bertanya balik dengan nada angkuh.

“YANG YOO CHAN!!” tegur YG kesal.

“Ne, appa..” jawab Yoochan kesal sambil terus mengotak-atik playlist di HP-nya.

“Hanya setahun, bisa kan?” tanya YG pada Ji Yong.

“A year? Only? Ohh.. you’re so crazy, YG papa!!” desis Yoochan.

 

Ji Yong POV

 

“A year? Only? Ohh.. you’re so crazy, YG papa!!” desis Yoochan.

Desisan yang terlalu berani menurutku. Biar bagaimanapun itu kan juga ayahnya! Benar-benar bad girl. Pantas saja dia di skors selama itu!

Dari tampilannya memang terlihat brandal. Rambut acak-acakan—walaupun tetap terlihat manis—baju dengan warna gelap yang selalu dikeluarkan dari celana jeans-nya, celana jeans yang bergaya seperti tentara, topi yang menutupi kepala dan sedikit wajahnya, hoodie yang menutupi kepalanya juga. Jika menatap matanya pasti akan terlihat ‘bad’-nya. Ahh.. mana bisa aku mengurusnya!!

Tapi anak ini tidak bisa diragukan otaknya. Masa umur 15 tahun sudah bisa mencicipi perguruan tinggi? Dia hanya kurang beruntung saja. Selalu ketahuan berantem, kabur dari pelajaran kimia, menjahili guru, menjahili anak-anak, sampai kepala sekolah kesal karena jadi korban kejahilannya.

“Coba saja appa tanya Ji Yong, dia pasti tidak bisa menjadi leader yang baik kalau ada aku!”

Shit!! Anak ini benar-benar cari mati! Beraninya dia bilang aku tidak bisa menjadi leader yang baik! Memangnya dia pikir siapa yang menciptakan lagu-lagu hits bigbang? Siapa yang memproduseri? Siapa yang membuat orang-orang melihat FASHION STYLE bigbang yang diatas rata-rata?! Benar-benar bad girl ini!!

“Ji Yong-ah,”

Hah! Bahkan dia dengan mudahnya memanggilku dengan nama itu. Tidak memakai embel-embel oppa, atau apalah yang sopan!

“Bisa kau memanggilku dengan sopan?” tanyaku kesal.

“Memangnya aku tidak cukup sopan, Ji Yong-sshi?” sekarang dia mencoba memuncratkan emosiku!

“Hyung, kelihatannya anak itu akan menjadi the next leader deh!” bisik Vi padaku.

“What?! Jadi kau mendukungnya?” tanyaku kesal.

Vi langsung diam. “Ahh.. memang berbeda antara kau berbicara denganku dan yang lain. Ckckck..”

Aku kembali fokus ke pembicaraan awal. Anak itu sekarang sudah masuk ke dalam dunia di headset-nya yang sepertinya distel dengan volume sangat keras sampai terdengar di kupingku.

“YANG YOO CHAN!”

Tapi ternyata ia masih bisa mendengar YG hyung memanggilnya. Ia mencopot salah satu headset dari kuping kirinya dan mendengar ocehan yang tidak disukainya.

 

*end Ji Yong POV*

 

*author POV*

 

“Kau harus menjalani hukuman ini selama satu tahun. Karena dihitung-hitung kau berhasil mencapai waktu setahun untuk skors-mu dari SMP yang hanya setahun itu. Kau akan sekolah di MyungHan High School tahun ajaran baru ini. Jadi kau akan nganggur selama 3 bulan. Pemilik sekolah itu adalah keluarga jung, temanku. Dan kau juga harus menjaga kelakuanmu. Amerika dan Korea itu beda. Kau tidak boleh menjahili guru-gurumu lagi. Kalau tidak hukumanmu kutambah. Jangan berantem!! Itu akan memalukan. Sekarang kau adalah member BIGBANG yang ke-6! Jadi kau tidak boleh asal gerak!” jelas YG panjang lebar.

Yoochan langsung terduduk lemas di sofa empuk milik studio YG entertainment. Ia menghembuskan nafas kesal dari mulutnya. Ia ingin protes. Tapi apadaya, ia juga bersalah disini.

“kenapa tidak ada yang percaya kalau aku melakukannya untuk pembelaan diri?” gumam Yoochan kesal sambil terus menatap Ji Yong dengan tatapan kesal.

“Berhenti menatapku begitu!!” risih Ji Yong.

Yoochan memalingkan pandangannya ke arah lain. Wajahnya masih diliputi kejengkelan. Wajahnya yang kelihatan jutek jadi kelihatan tambah jutek.

“Ok. Sudah cukup kan urusanku? Yang Yoochan, ikut appa!” kata YG.

Yoochan melepas topi hoodie dari puncak kepalanya. Tapi topinya masih tetap stay cool di atas kepala. Ia berjalan dengan malas mengikuti ayahnya. 5 member BIGBANG yang melihatnya langsung memberikan komentar.

“Really? 4 tahun, setahun skors..?” Ji Yong tidak percaya dengan kata-kata bos-nya tadi.

“Benar-benar anak yang bandel!” TOP bertepuk tangan sendiri.

“Sebenarnya dia itu perempuan atau laki-laki sih?” tanya Daesung bingung.

“Sebandel-bandelnya aku sebagai lelaki, tidak sampai segitu juga!” kata Vi kagum (?)

“Ajaib!” komentar Taeyang ikut kagum.

“Bagaimana aku harus mengurusnya?!! Yang ada aku selalu bertengkar dengannya!!” pikir Ji Yong frustasi. “HELP ME, BRO..!!” Ji Yong berbicara di depan wajah Vi.

“Nan otorago?!!” tanya Vi kesal. “kenapa harus aku yang menerima semuanya, Kwon Jiral?!!”

“SEKARANG KAU YANG MELAWAN?!!” tanya Ji Yong sambil bersiap-siap menonjok Vi.

“Ayo pukul..!! beranikah kau?” tantang Vi.

“Ye.. kenapa malah bertengkar! Keuman!! Now, peace..” kata Taeyang bijak. Ia mengambil salah satu tangan dari sang leader dan magnae itu. Lalu menempelkannya. “Shake it.. shake.. haha..”

 

***

 

Yang Hyun Suk dan Yang Yoo Chan sedang ada pembicaraan serius. Di ruangan yang sangat tertutup. Ruangan ini dipakai para trainee untuk melakukan interview dengan bos.

“Masih berani melakukannya?” tanya YG pada anak perempuannya yang paling besar ini.

“Yeah,” jawab yoochan santai. “I’ll do it if I want!”

“But, u must work with me.”

“I’ll do it if I have money from that!”

“What for?”

“Hang out? Maybe!”

“U have no one friend here, girl!” YG tersenyum penuh kemenangan.

“Don’t u think that I’m easy going? I’ll get some friends easily!” Yoochan juga tersenyum penuh kemenangan.

“I believe in u,” kata YG akhirnya. “Tapi tetap, kau harus jaga imej-mu! Di sekolah itu juga ada fangirl bigbang.”

“So? Must I care about it?”

YG menghembuskan nafasnya kesal. Lalu menatap anaknya yang sedang duduk di kursi empuk di depannya dengan serius.

“I believe u will understand what is the mean of LIFE..” desis YG dengan senyum.

“Yeah.. keep praying!” jawab Yoochan jengkel.

 

***

 

Malam yang cerah. Bintang-bintang bertaburan menghiasi langit hitam pekat malam yang menjadikannya berwarna. Yoochan menatap keremangan malam ini dengan ditemani lagu you are not alone dari michael jackson. Ia tersenyum iba untuk dirinya sendiri.

“so poor you, Yang Yoochan. Memangnya ada yang salah kalau namanya melindungi diri? Ckckck.. so crazy!” gumam Yoochan.

Kali ini ia mendapatkan peraturan yang paling menyakitkan. Bergabung dengan BIGBANG yang notabene-nya adalah boyband terkenal di korea, yang mempunyai segudang fans fanatik hampir di seluruh asia. Mungkin amerika? Yeah.. musik mereka pasti gampang masuk pasar amerika! Tapi sebelumnya harus melalui perjalanan yang sangat sulit. Mengalahkan hasil penjualan penyanyi terkenal seperti bruno mars, justin timberlake, justin bieber, miley cyrus, dan lainnya.

Hufffttt…

Yoochan tersenyum jahil ke arah langit. Pikiran untuk menjahili orang langsung datang di saat ia sedang galau. Tapi ia tidak akan melakukannya hari ini karena ayahnya stay di ruang tamu dorm bigbang.

“I’m ready for tomorrow! Help me god!!”

 

TBC

 

Just prolog 😛

Ini FF yang bikin saya senyum” sndiri loh !! di HP saya critanya ngawur soalnya malah cerita hubungan yoochan sama ji hwan. Haha..

Dimohon komentarnya bagi orang yang baca karna yah.. kan lumayan kalo liatin komentar banyak :-p

 

Mo tau part 1 nanti gimana ?? part 1 akan diberi judul “1st day” jadi ga terlalu panjang.. haha..

Yuk.. mari..

 

“Sekarang gimana?” tanya Ji Yong sambil menatap tumpukkan kertas berisi lirik lagu disana.

“Dunno! U’re the producer, right?” Yoochan menyunggingkan senyum dingin plus angkuh.

 

Brak!!

Ji Yong memukul meja sampai tumpukan kertas lirik lagu itu langsung beterbangan. Ia menatap anggota keenam bigbang yang masih stay cool padahal sudah melihat dengan jelas wajah sang leader yang marah.

“Mad?” tanya yoochan jahil.

“Get out!” kata ji yong kesal.

“Hmm?”

“Can u hear me? GET OUT!!”

“Ok!!”

 

***

 

Pokonya ni couple paling ribet dah XD

Anggep aja yoochan tuh diri sendiri. Sebenernya mah itu official nama saya karna kembaran sama yoochun *pletakk

ff : “bad boy good boy” part 2

Title : “bad boy good boy”

Genre : yaoi, comedy (garing), crazy lah pokonya (?)

Rate : PG 13

Length : chaptered (2/??)

Main cast : GD X TOP

Walaupun yang suka couple ini ga banyak, terbukti di komen Cuma dapet berapa –“ jadi saya terus jijilin GTOP.. hoho.. makasih yg udah komen^^ jangan lelah komentarin tulisan saya karna ancur -,-“ haha..

“bagaimana? Ji yong mau?” tanya papi to the point.

Dreeennnggg…… *backsound

Maksudnya???????????

“yasudah.. masuk saja. Anaknya ada di dalam. Menunggu sang pangeran tiba!” goda pria dengan gaya ala pejabat negara yang suka caplok sana sini buat nyari keuntungan.

Keluarga choi masuk ke dalam rumah tempat keluarga kwon setiap hari tinggal. Seorang laki-laki yang sedang dirias sedemikian cantiknya membuat seung hyun terkesiap. Ternyata.. itu ji yong!! Seung hyun hampir pingsan. Mungkin karena ia punya asma yang mendadak datang, padahal tidak ada satu pun di keluarganya yang punya jenis penyakit itu.

“cantik banget!!” gumam seung hyun kagum.

Ji yong langsung menatap dengan penuh ketajaman ke arah seung hyun. Sedangkan yang ditatap dengan tampang begitu hanya bisa diam mematung, mencoba mencerna keadaan.

“AKU DIJODOHIN?!!!” teriak seung hyun, hampir pingsan.

Papinya menggeleng. “nggak!” jawabnya. “tapi DINIKAHKAN!”

Jreeennnggg…

Suasana saat itu benar-benar seperti adegan sinetron yang sedang dilanda emosi hebat setelah tahu dirinya di jadikan percobaan perjodohan. Tapi ini? Tanpa percintaan, tanpa perjodohan, dan langsung dinikahkan???

BRUKK!!!

***

Seung hyun membuka matanya kembali, setelah 3 jam pingsan karena tidak kuat dengan takdirnya sekarang. Ia menatap sekeliling. Ada maminya, papinya, orang tua ji yong, saudara perempuan ji yong, dan.. ji yong sendiri.

“pingsan karna kaget ngeliat ji yong cantik gini ya??” goda maminya.

“ikhh.. mami, aku masih normal!! Ogah amat aku liat dia..!” jawab seung hyun.

“ogah? Tapi tetep aja ganggu hidupku!” sindir ji yong sinis.

“oh?!”

“yeah?!”

“so?!”

“what?!”

Argumen-argumen tak jelas keluar dari mulut dua lelaki itu. Dua orang tua dari kedua mempelai akhirnya saling berbicara juga. Akhirnya seorang perempuan berusia sekitar 25-an keluar dari kamar adiknya.

“noona!!!” teriak ji yong manja sambil keluar dari kamarnya.

@ ji yong’s place

“noona kenapa?” tanya ji yong. “noona marah karna aku—“

“ngga kok! Aku Cuma ngantuk.” Perempuan itu menarik selimut sampai ke kepalanya. “yaudah, temenin seung hyun aja!”

Akhirnya ji yong menurut. Ia kembali ke kamarnya yang penuh dengan baju koleksi dari negara manapun, tempat seung hyun tidur dalam pingsannya selama 3 jam.

“ok.. kalian sekarang honeymoon dimana nih?” tanya mama ji yong.

“honeymoon gimana orang kawin aja belom!” gumam seung hyun, tapi masih terdengar papinya.

“kata siapa?” tanya papinya. “kan udah ada cincinnya, tuh..”

Seung hyun melihat ke arah tangannya berada. Melihat sebuah benda berbentuk lingkaran yang bolong ditengahnya, berwarna emas mengkilap dengan ukiran kecil berbentuk dua insan yang—

“TIDAK!!!!!” teriak seung hyun, lalu pingsan untuk ke-2 kalinya.

First night..

Malam pertama dimulai di rumah besar keluarga choi yang disediakan khusus untuk seung hyun, dengan acara saling mendiami. Satu lelaki tampan yang manja sedang menggigit es krim, kali ini bukan magnum. Tapi es krim rasa buah-buahan. Sedangkan lelaki yang satu lagi, sedang menghabiskan camilan yang diberikan seung hyun kemarin.

Beberapa menit kemudian, dua orang itu menoleh ke arah berlawanan. Mata mereka bertemu pandang. Suasananya jadi menegangkan. Mata terdingin berhasil di menangkan seung hyun, membuat ji yong langsung terbakar emosi melihatnya *lah??

“APA??” tanya mereka berdua bersamaan, lalu kembali fokus ke dalam dunianya.

“ahh.. es krim abis lagi!!” keluh seung hyun sambil melemparkan stik es ke belakang, ke arah ji yong.

“eh, abis ya abis. Tapi jangan dilempar ke aku juga kali!!” geram ji yong kesal.

“oh? Emang kupikir!”

Ji yong mendengus kesal. Di lemparnya chiki berukuran besar ke tanah, lalu mendatangi seung hyun sambil membawa bogeman mentah untuknya.

“ahh.. jangan gitu juga kali ngasih bogemnya!!” kata seung hyun sambil mengelus pipi mulusnya.

“oh? Emang kupikir?!” ji yong menirukan kata-kata seung hyun tadi.

“dasar plagiat!”

“oh? Emang kupikir?!”

“PLAGIAT!”

“oh?”

“PLAGIAT!”

“oh?”

“PLAGIAAATTT!!!!”

Second night..

Special night for author *plakk* Yeah… mau tahu kenapa? Karena malam ini beda dari malam kemarin. Bedanya seung hyun tidak mengemut es krim magnum lagi. Tapi lollipop yang cukup besar untuk diberikan ke perempuan yang disukai pada white day. Sayangnya seung hyun terlalu pelit untuk membagikannya pada orang lain, apalagi perempuan. Silakan menyiapkan pop corn untuk menikmati bagian ini! *ngga kok.. becanda

“jadi kamu udah tahu sebelumnya?” tanya ji yong to the point.

“belum!” jawab seung hyun, tepat dan akurat.

“terus? Kenapa kamu ngejar aku begitu? Sampe buat aku malu!”

“ehm..” seung hyun berdehem sengaja. “malu apa mau??”

“SEUNG HYUN!!!!”

Third night..

Kali ini berbeda. Ada yang lebih special! Mungkin mulai saat ini, hubungan mereka akan berjalan dengan lancar. Siapkan kembali camilan dan kantong muntah anda karena ini akan membuat anda mual *plakk

“kenapa kamu nggak ngaku aja kalo kamu suka aku?” tanya ji yong.

“hah? Emang aku gay!!” jawab seung hyun, sok jijik.

“eh anak mami yang manja, ini kan latihan! Katanya kamu mau minta aku ngegantiin pasha buat adegan ini??”

“oh iya.. lanjut!”

Take 2

“kenapa kamu nggak ngaku aja kalo kamu suka aku?”

“umm.. karena aku—“ seung hyun melirik naskah dramanya.

“karena aku cinta kamu!!” sambung ji yong.

Seung hyun langsung tersenyum menggoda. “beneran??”

Wajah ji yong memerah seketika. Seperti kepiting rebus yang baru saja matang.

“aduh.. begitu terpesonanya sama aku!!”

“SEUNG HYUN, KAPAN SELESAINYA?????”

Take 3

“kenapa kamu nggak ngaku aja kalo kamu suka aku?”

“umm.. karena aku cinta kamu!”

“semudah itukah kamu mengatakannya?”

“umm.. yeah..”

“lalu kenapa kau tak bilang dari dulu??”

“karena—“ seung hyun kembal melirik naskah.

“karena aku ingin memberi sesuatu yang membuatmu bahagia!” sambung ji yong untuk kedua kalinya. “apa??” sahut ji yong saat seung hyun menggodanya.

“aniyo.. ayo ulang lagi!!”

Take 4

“kenapa kamu nggak ngaku aja kalo kamu suka aku?”

“umm.. karena aku cinta kamu!”

“semudah itukah kau mengatakannya?”

“umm.. yeah..”

“lalu kenapa tak bilang dari dulu?”

“karena aku ingin memberi sesuatu yang membuatmu bahagia!”

“kau salah!”

“…………………………….” *pikir ndiri dah lanjutannya.. kaga kuat sayah !!

~finishing practice~

“makan apa nih?” tanya seung hyun lesu.

“makan kodok!” jawab ji yong asal.

“eh, ditanya baik-baik kok!”

“oh?! Emang kupikir? Weekk..”

“udah ah. Aku malas bercanda!”

“and then, mau makan apa?”

“makan yang ada aja deh!”

“adanya kodok tuh di luar. Ambil sana..!”

“JI YONG, AKU BILANG JANGAN BERCANDA..!!!!!”

##############################################

Back to school keesokkan harinya. Tidak ada lagi sapaan narsis seung hyun yang memanggil ji yong di keramaian. Kalau mereka bertemu, hanya ada tatapan sinis. Orang-orang di sekolah jadi tidak mendapatkan sinetron gratis setiap hari. Di taman pun begitu. Tidak ada sapaan jahil seung hyun lagi. Ji yong jadi merindukan masa itu.

“ahh!! Apa sih yang kupikirkan?!” gumam ji yong sambil memukul-mukul kepalanya. “sudahlah.. lebih baik aku mengerjakannya!!”

@ seung hyun place

“tumben diem!” kata seungri, teman sekelasnya. “tumben juga masih di sekolah!”

“baru pulang. Ngapain coba di rumah?!” jawab seung hyun.

“baru?” seungri memeriksa jam-nya. “kalau jam gue nggak salah sih, lo udah lebih dari 5 jam sejak sekolah bubar disini!”

Seung hyun menatap seungri, seakan ingin membunuh lelaki yang dianggapnya sebagai adiknya. Padahal umur mereka sama *gue samain di ff ini* karena mereka teman dekat, dari kecil sudah kenal, maka bahasa mereka pun bakal memakai bahasa gaul (?) yang dipelajari saat di indonesia dulu.

“oh ya, kenapa lu diem? Biasanya bakal main ke taman nemuin ji yong!” kata seungri.

“not for today” seung hyun menggelengkan kepala.

“cerita dong kalo punya masalah!”

Seung hyun menggeleng keras, dengan pipi digembungkan dan mulut dimonyongkan. Ekspresi yang paling dibenci seungri karena itu akan memalukannya.

“jangan-jangan lu—“ seungri sengaja menggantungkan kalimatnya. “DIJODOHIN!!”

Praaannnggg….

Seperti ada ribuan piring menjatuhi kepala seung hyun saat seungri mengungkapkan kalimat yang pentingnya. Hampir saja ia pingsan seperti kemarin saat dinikahkan paksa.

“ehm.. dengan siapa??”

Ffuuhhh.. untung dia kaga tau! Pekik seung hyun dalam hati.

“kok diem?”

Seung hyun mengambil tasnya, lalu berdiri dan keluar dengan perasaan lega sekaligus bingung. Entah kenapa ia bingung.

“hyun..” panggil seungri. “kenapa sih?!”

“no matter.” Jawab seung hyun datar.

Seung hyun memasuki mobil sport hitamnya dan melajukannya tanpa kenal suasana. Seungri yang biasanya nebeng mobil seung hyun, harus mendengus kesal karena kali ini harus mengeluarkan uang untuk naik bus.

@ home

“eh, dasar makan nggak ngajak-ngajak!” kata seung hyun sambil menarik kursi meja makan.

Ji yong menanggapinya dengan tatapan sinis.

“ya ampun, cemburu ya aku nongkrong sama seungri???” tebak seung hyun, sok tahu.

Ji yong melempar garpunya ke arah seung hyun. “ngga salah?? Aku bukan gay tahu!!”

“aku juga!”

“tidak ada yang bertanya!”

“tapi aku menjawabnya.”

“tidak ada pertanyaan, maka tidak ada jawaban.”

“oh?”

“yeah!”

“so??”

“what?”

*ini aja deh yg dijadiin bahasa GTOP.. biasa kan rap, skarang kaga! Hoho*

Seung hyun menggeliat dalam kasurnya. Hari ini jadwalnya tidur di kasur empuk. Memang dasar ortu mereka pelit. Masa rumah gede, fasilitas lengkap, kasur Cuma satu! Ckckck..

“mami, angkat dong!!” gumam seung hyun sambil terus memasang wajah panik. Keringat dingin membasahi wajahnya.

Ji yong, yang tidur di sofa luar kamar mendengar gumaman seung hyun. Bagaimana tidak, suara seung hyun besar, dan malam ini sangat sepi. Pukul 00.03

“mami!!!!” akhirnya seung hyun berteriak frustasi.

Terdengar isak tangis kecil dari dalam kamar. Tanpa perasaan apapun, ji yong masuk ke kamar dan melihat seorang lelaki tampan yang sedang putus asa. Ia pun mendekatinya dan HAMPIR memeluknya.

“dasar manja!” dengus ji yong.

Seung hyun langsung menghapus air matanya. “kok-bisa—“

“ini kan kamarku juga!”

“tapi malam ini, ini kamarku!”

“oh?” ji yong sengaja menghempaskan tubuhnya ke kasur king size itu. Dalam hitungan detik, bagai orang yang terhipnotis ji yong tidur.

“ahh.. dasar!!!” akhirnya seung hyun mengambil guling dan membawanya ke sofa depan.

^^morning^^

Matahari bersinar cerah dari 2 jam lalu. Awan hitam malam hengkang dari atmosfer dan tergantikan oleh awan putih kapas yang membuat hari lebih cerah. Tapi..

“JIYONG, CEPETAN DONG!! TUJUH MENIT LAGI MASUK!!!!” teriak seung hyun menggelegar, menyuruh ji yong segera keluar kamar dan memakai sepatu.

“IYA.. SABAR DONG!!!” sahut ji yong sambil keluar dan memakai sepatu dengan merk terkenal berwarna merah hitam.

“padahal aku udah sediain sepatu ini.. ckckck..”

“peduli??”

“nggak!” seung hyun mendelik ke jam tangannya. “5 MENIT LAGI!!!”

Akhirnya, daripada berlama-lama naik mobil ke sekolah dengan ancaman kemacetan yang panjang, ji yong dan seung hyun berlari sejauh beberapa kilometer untuk mengejar waktu. Tak dihiraukan teriakan orang-orang menentukan pemenangnya.

“kayaknya yang kecil tuh yang menang!”

“nggak! Yang gede lebih banyak tenaganya. Pastilah dia menang!”

Sedangkan yang menjadi objeknya, hanya terus berlari sampai nafas mereka tercekat.

“aku—nggak-kuat!!” ji yong jatuh terduduk di bawah pohon mangga.

“ayo dong! Udah 5 menit nih kita telat. Nanti kalo disuruh—“

“kamu aja deh yang masuk. Nanti aku bakal jelasin semua ke guru!”

Seung hyun tak tega. Akhirnya ia mengulurkan tangannya, berharap semoga lelaki mungil itu menerimanya dan berjalan bersamanya.

“nggak perlu! Aku bisa sendiri.”

Yeah.. ji yong benar. Ia bisa berdiri sendiri. Dan kembali berjalan, bukan berlari. Tangan seung hyun yang tak bisa diam kadang-kadang selalu mendekatkan tubuh ji yong ke tubuhnya. Membuat ji yong risih dan enggan berdekatan dengannya.

“aku tidak mau kau pingsan, makanya aku me—“

“tapi jangan begitu juga, kali!!”

Hening. Selama perjalanan hanya keheningan yang ada. Mereka sampai 7 menit kemudian, dan disambut dua satpam kembar yang tidak diinginkan. Pak sarijem dan pak chunijem.

“pak, kita kan masuk anak pinter disini!” mohon seung hyun.

“mau pinter, mau bodoh, mau kaya, mau miskin, tetap tidak bisa masuk kalau tidak memenuhi syarat!” kata pak chunijem.

“emang kita kenapa sih? Kita kan udah cukup pinter, kaya, dan—nggak jelek-jelek amat.” Kata ji yong. Kayak bapak! Sambung ji yong dalam hati.

“yaudah.” Seung hyun mengeluarkan senjata terakhirnya. “pokoknya, aku bakal keluar dari sini, nanti nggak ada yang jadi pengharum nama sekolah, nggak ada yang ngegaji bapak, dan—“

“ok.. ok.. kalian masuk saja. Kami yang akan menjelaskan pada guru kalian!” kata pak sarinem dan pak chunijem bebarengan.

“nggak usah!” tolak seung hyun lembut. “kita bisa sendiri. So, bapak-bapak yang terhormat mendingan jaga keamanan. Nanti di pecat lagi. Kan kepsek sekarang nggak nanggung-nanggung mecat semuanya kalo satu orang nggak becus!” *ini cerita tentang kepsek baru gw.. so, sorry kalo curhatan saya keluar disini

Pak sarinem dan pak chunijem mengangguk, memaklumi. Memang benar kepala sekolah yang cerewet, sok kaya, dan bermulut besar (?) itu akan memecat pegawainya yang tidak becus. And then, kita ke suasana GTOP..

“tuh kan, kalo nggak ada aku mau kemana kamu?” tanya seung hyun, sok pahlawan.

“pulang!” jawab ji yong enteng.

“ckckck.. nggak takut?”

“harus?”

“ini nih.. paling benci kalau ada orang yang bertanya ditanya balik. Ckckck..” gumam seung hyun yang tidak ditanggapi ji yong karena tenaganya habis.

“aku ke atas!” kata ji yong lemah setelah sampai di depan kelas seung hyun.

“ke UKS aja!” usul seung hyun, melihat kondisi entah istri atau malah suaminya yang lemah.

Ji yong memaksakan senyum. “no matter. Jangan pedulikan aku. Aku bukan anak kecil!”

Untuk kali ini, seung hyun merasakan sebuah perasaan yang tidak biasa. Entah ini yang dinamakan cinta, atau malah hanya perasaan sayang sebagai seorang yang—

“entahlah..” dengus seung hyun setelah melihat bayangan ji yong pergi menjauh ditelan tangga (?)

“kenapa kamu telat?” tanya bu teuki, guru terbaik yang pernah seung hyun kenal.

“ceritanya panjang!” jawab seung hyun sambil melempar tas ke sebelah seungri. Lalu duduk di kursinya.

“ceritakan!”

Seung hyun menghela nafas panjang. “daripada ibu denger cerita nggak menarik saya, mendingan terangin ke yang lainnya!”

“emang kamu udah ngerti sampai bilang begitu?”

Seung hyun mengangguk mantap. “disitu saja ibu salah. Masa rumusnya begitu? Kan jelas-jelas untuk mencarinya dibutuhkan rumus yang ada di halaman 123 buku paket!”

Semua anak langsung membuka buku. Termasuk seungri yang ada di sebelahnya. Dan setelah melihat rumusnya, anak-anak langsung meneriaki gurunya “SESAT”

Kita ke ji yong dulu yuk..

PLAK!!

Suara rotan yang dipukulkan ke meja guru yang lebih pantas dijadikan meja penghukum akhirat.

“kenapa kamu telat? Mau nyandang jadi cinderella gitu?” tanya bu heechul, guru bahasa yang paling cerewet yang pernah di temuinya.

“sebentar!” kata ji yong takut-takut. “sejak kapan cinderella telat dateng? Bukannya telat pulang?”

“ahh.. emang saya pikir! Cepat duduk!”

Istirahat..

Seung hyun sengaja mendatangi kelas ji yong di lantai 3. perasaan was-was masih menghantuinya. Eh, bukan gitu! Seung hyun takut nanti ji yong pingsan di tangga, terus guling-guling di tangga, kepalanya bocor, dan akhirnya berada di ruangan ICU dan meninggal. Adegan sinetron yang sering seung hyun tonton kalau sedang kesepian.

“kangen ya??” goda ji yong saat ia melihat seung hyun mendekatinya.

“nggak!” jawab seung hyun cepat. “Cuma pengen liat aja kamu lemes, nanti akhirnya digeret anak-anak!”

“beneran mau liat?”

“ngga ah! Nanti aku nggak boleh borong magnum lagi. Ckckck..”

Hening~

“eh,” seung hyun membuka jalan pembicaraan. Istirahat masih 5 menit lagi. “mau temenin ke mall nggak?”

Wajah ji yong langsung berubah cerah. “beliin sepatu louis vuitton terbaru ya!”

Seung hyun menggembungkan dua pipinya. “beli sendiri!”

“aku bilangin mami loh biar—“

“mau buka aib? Buka aja.. aku nggak ngelarang!”

“kenapa sih? Kok jadi serem gitu. Parno deh!”

TTTEEETTT..

Bel berteriak kegirangan menghentikan pembicaraan seru jiyong-seung hyun. Tanpa disadari, anak-anak kelas 1-d menonton dari luar. Anehnya, bukannya cemburu, malah mereka semua mendukung kalau dua orang itu menjalin hubungan khusus.

“aku dukung 100% kalo ji yong sama seung hyun hyung kawin!”

“aku 1000% dukung!”

“aku 1200%!”

“ahh.. serasi banget sih! Sumpah, best new couple!!”

@ seung hyun classroom

“eh hyun, semua orang dukung jiyong-seung hyun couple!” kata seungri menggebu-gebu, membuat seung hyun hampir mati kehabisan oksigen.

“KENAPA SIH SEMUA ORANG PENGEN BANGET GUE MATI?!!!” teriak seung hyun frustasi.

“eh? Gue salah? Sorry.. sorry..” seungri langsung memasang gaya menari sorry, sorry super junior yang sangat terkenal dari tahun 2009 lalu.

“ahh.. ga mempan! Lu mau nari jaipong campur jaranan juga kaga mempan di gue vi.. mendingan lu nari kecak di tali rafia deh pasti gue aplause kalo lu mati!”

Seungri langsung menoyor kepala sahabatnya. “suruh aja engkong lu! Gue Cuma bisa dance justin timberlake.. ckckck..”

#pulang sekolah#

“mo kemana?” tanya seungri begitu seung hyun sampai di depan kelas dan berbelok ke kanan.

“ke kelas ji yong!” jawab seung hyun tanpa ekspresi.

“ngapain tuh?? Cuit.. cuit..”

“nagih utang!” seung hyun menepuk pundak seungri. “lu naek bus aja ye.. gue kudu bareng sama tuh bocah. Babaii..”

Seung hyun langsung berlari menaiki tangga untuk sampai ke kelas 1-a. sampai disana, ia langsung disambut narsha, mantannya yang telah lulus tahun lalu.

“hai!” sapa narsha. “apa kabar?”

Seung hyun speechless. Jujur saja, ia masih menyimpan perasaan pada kakak kelasnya itu. Pertama kali bertemu saat seung hyun jadi korban salah tendang oleh anak kelas 3. dan ternyata yang menjadi perawat seung hyun di UKS adalah narsha.

“umm.. baik.” Jawab seung hyun akhirnya, masih canggung. “kau?”

Narsha tersenyum manis. “as u see,” narsha menunjuk badannya. “oh ya, kau mau ngapain?”

Seung hyun tersenyum. “menjemput orang.”

Raut muka narsha langsung berubah. Terlihat lebih galau (?). tapi kemudian ia menggantinya dengan raut wajah biasa.

“oh.. pacarmu?”

Seung hyun menggeleng. “entah aku harus menyebutnya apa. Ckckck..”

“kau ada waktu? Aku ingin mengajakmu makan. Entah kenapa aku merindukanmu. Aku masih ingat waktu kau jadi korban salah tendang itu.”

Seung hyun tersenyum lagi. Masih malu dan canggung dirinya. “umm.. bisa. Kapan? Jangan hari ini karena aku ada janji lain.”

“bagaimana kalau besok?”

“umm.. ok! Jam berapa?”

“boleh ku minta nomormu? Biar ku jelaskan. Tulislah!”

Seung hyun menerima i-phone narsha, dan menuliskan nomornya disitu. Setelah itu ia memberikan kembali i-phone itu. Narsha tersenyum dan pergi setelah seorang lelaki datang dengan wajah di tekuk.

“sorry boy. He’s my friend..” narsha menunjukkan seung hyun ke lelaki itu.

“ohh.. ok. Ayolah aku lapar!” kata lelaki itu.

“ok hyun. Tunggu saja sms-ku. Micky sudah lelah menunggu.”

“ne, noona. Annyeong^^”

Seung hyun POV

Akhirnya aku bertemu lagi dengannya setelah setahun ini. Narsha noona melanjutkan di new zealand. Jujur, aku masih mencintainya! Aku pernah menyatakan cinta padanya. Tapi ditolak mentah-mentah olehnya karena ia menyukai temannya yang bernama DANNY *danny ITYM loh.. liat aja!! Saya aja masih demen bgt sama dia #ganggu

“ya!” gertak seseorang, siapa lagi kalau bukan KWON JI YONG??

“waeyo??” aku melihat wajahnya yang sedang marah. Aku jadi ingin menggodanya. “kenapa?? Kau cemburu ya aku dekat dengan narsha?? Hayo ngaku!!” aku mencoba mencolek lehernya. Tapi langsung ditepis dengan angkuhnya.

“ok, cukup sudah adegan sinetron murahan yang melihat pasangannya bercengkrama dengan mantannya.” Ji yong memasang tampang malas. “kau mau menggodaku? Silakan! Aku tidak akan membalas. Aku ingin pulang dan segera tidur karena aku habis dimarahi habis-habisan oleh heechul sonsaengnim. Kau tahu kan lelaki itu yang bibirnya lebar? Ckck..”

Tanpa sadar ia mencurahkan perasaannya padaku. Andaikan aku ada disana dan melihatnya dimarahi. Pasti aku tergelak habis-habisan! Hahaha..

End of hyunnie POV

Seung hyun masih tertawa sampai ji yong sudah turun duluan dan meninggalkannya. Anak-anak yang lewat langsung mengerubunginya dan bilang “orang gila.. orang gila..”

“eh,, ji yong mana??”

Semuanya langsung meninggalkan arena orgil itu karena sang ‘orgil’ tidak beraksi lagi. Seung hyun yang baru sadar langsung turun dengan cepatnya dan mencari sosok pasangannya—yang entah istri atau suaminya—kemana-mana. Bahkan 2 satpam yang biasa dikerjain anak-anak pun ditanya.

“wah.. nggak tahu den. Tadi sih pada pergi lewat pintu!” jawab pak chunijem.

“ya iyalah pak.. masak pergi lewat bawah tanah?? Nggak ada jalurnya!!” kata seung hyun kesal. “yaudah pak.. makasih.”

Akhirnya seung hyun sendiri pulang ke rumah dengan mobil sportnya. Ia ingin menelpon ji yong, tapi dari awal ketemu BELUM PERNAH SEKALIPUN ji yong memberikan nomornya kepadanya. Ji yong yang sudah tahu nomor seung hyun saja tidak pernah memiscall. Apalagi menelpon. Entah lelaki itu sudah menghapusnya dari memory otaknya atau belum.

“kenapa pulang duluan? Kau tidak tahu kan betapa malunya aku disana diteriaki orang gila oleh anak-anak kelas 1? Lalu aku harus bertanya pada dua satpam tak jelas yang di angkat oleh kepsek tak jelas itu? Dan akhirnya aku pulang sendiri! Aku takut kau hilang, pabo!!” sembur seung hyun sampai rumah.

Ji yong yang sedang mendengarkan lagu di i-podnya tidak mendengar sepatah kata pun dari mulut seung hyun. Membuat seung hyun geram dan langsung membanting i-pod itu ke lantai. Ji yong langsung menatap santai ke arah seung hyun.

“hello, are u okay??” tanya seung hyun.

Ji yong menggeleng sambil tersenyum. “nothing.” Katanya. “itu koleksi terakhir dari brian.”

Ji yong langsung meninggalkan seung hyun sendiri di dekat sofa. Ia pergi keluar tanpa membawa benda lain. Hanya uang dan HP yang ia bawa. Harta paling berharga yang dimilikinya sudah hancur tak bersisa di tangan destroyer handal seperti seung hyun.

Di rumah, seung hyun berlutut di bawah kepingan i-pod yang tadinya utuh langsung hancur. Ia mengangkat satu kepingan yang agak besar ke depan matanya. Disitu tertulis ‘brian mc knight’

OH MY GOD..!!!

 

TBC

Hhhuuuaahhh… maap ya kalo kepanjangan =p

Ditunggu komennya jangan sampe ngurang tiba-tiba.. tapi kalo ga suka tinggal bilang jangan dilanjutin aja deh.. hehe^^

Follow me @lailaisvip

Gomawo

ff oneshoot : but i love u

Title: “but I love u”

Genre : tak bisa dijelaskan (?) yg penting YAOI but niatnya sad romance *pasaran amat yak!

Rate : PG

Length : oneshoot

Pairing : G-dragon-TOP

 

Terinspirasi dari lagu “but I love u”-nya g-dragon yg bener” saya suka! Denger deh lagunya..! #promo

Kayaknya lebih enak kalo baca ni ff sambil denger lagu westlife yang slow” deh. Haha.. trus lgu bigbang yg slow” jga trutama haru haru.. hehe.. #saran #mending ad yg baca

 

***

 

Cinta itu bukan hanya sebuah perasaan main-main. Tetapi benar-benar serius menyayangi orang itu. Cinta itu menguatkan. Setidaknya jika orang yang dicintai itu benar-benar merasakan perasaan itu.

 

***

 

“seung hyun, kamu tuh sayang nggak sih sama aku?!” bentakku kesal.

Seung hyun menatapku. Terlihat jelas pancaran kasih sayang dari matanya. Aku tidak bisa berkutik lagi kalau dia sudah menatapku begitu. Matanya menghipnotis. Ya! Aku selalu merasa lebih baik kalau menatap mata sendunya itu. Seung hyun tersenyum lalu mengusap rambutku lembut.

“kalau aku sayang kenapa?” tanyanya lembut.

Aku tidak bisa menjawab lagi. Seung hyun sudah ada di depanku. Berlutut di depanku sambil menggenggam erat tanganku.

“hyunnie, kau mau mati? Kau mau orang-orang tahu hubungan ini?” bisikku di kupingnya.

“aku ingin membuktikan cintaku padamu. Jadi, aku harus melakukannya!” seung hyun menyandarkan kepalanya di atas pahaku. Orang-orang menatap kami dengan tatapan heran. Aku selalu takut dengan tatapan ini.

Aku dan seung hyun adalah sepasang kekasih dari 3 bulan lalu. Tidak ada yang tahu hubungan ini kecuali teman dekat seung hyun. Kenapa teman dekatnya? Karena aku tidak punya teman. Aku tidak tahu kenapa aku tidak mempunyai teman padahal sikapku sudah cukup baik pada orang. Aku cukup sopan dan berbudi luhur. Sejak aku dekat dengan seung hyun hidupku berubah. Aku jadi termotivasi untuk belajar, aku jadi sering tersenyum, dan aku sering menciptakan lagu. Seung hyun adalah orang yang tampan, baik, supel, perhatian, dan pintar. Ia tidak pernah melarangku melakukan hubungan lain selain dengannya. Aneh? Ya! Aku saja bingung kenapa. Tapi dia selalu bilang kalau itu adalah untuk kebaikanku. Kebaikan? Itu malah membuatku merasa kalau dia tidak mencintaiku! Apakah dia punya simpanan lain? Aku tidak tahu. Tetapi seingatku dia hanya punya aku. Di HP-nya tidak pernah tersimpan pesan dari perempuan kecuali ibunya. Hal ini malah membuatku bertambah bingung. Bagaimana mungkin ada orang yang bilang ‘sayang’ tetapi membiarkan orang yang disayang itu pergi atau berhubungan dengan orang lain.

“kau sudah rasakan cintaku kan?” tanya seung hyun membuyarkan lamunanku tentang dirinya.

“umm.. yeah!” jawabku seadanya.

Seung hyun bangun dari duduknya. Lalu mengecup keningku. Bisa kurasakan mukaku memerah karena malu. Mukaku panas karena bibirnya menyentuh keningku ini. Seung hyun lalu mengulurkan tangan untuk menyuruhku pergi dari kantin ini untuk kembali ke kelas.

“yong, maaf nanti aku nggak bisa nganter kamu pulang. Maaf banget ya!” ujar seung hyun penuh penyesalan.

Aku tidak heran! Dia selalu sibuk pada hari-hari seperti ini. Ia punya segudang kegiatan yang wajib dilakukan seperti bimbel, nge-band, dll. Hampir tidak ada waktu untukku tetapi dia tetap menyisakan waktu untukku. Aku senang walaupun aku harus mendapatkan waktu sisa.

“kamu marah ya?” tanya seung hyun. “aku harus bimbel yong. Aku kan sudah kelas 3, sebentar lagi aku kan masuk high school. Kamu juga sebentar lagi!”

Aku mengangguk memaklumi. Lalu masuk ke kelasku tanpa pamit. Aku yakin seung hyun pasti hanya tersenyum penuh pikiran positif.

 

@besoknya@

 

Aku kembali ke sekolah. Biasanya aku bertemu dengannya di gerbang ini. Tetapi sekarang kenapa dia tidak ada? Apakah ia telat? Ohh.. mungkin benar! Be positive yong! Aku ingat kata-kata ini. Kata-kata positif yang diberikan seung hyun ketika aku benar-benar merasa kesepian karena tidak ada orang di rumah. Karena tidak menemukan seung hyun, aku akhirnya masuk ke dalam.

“ji yong,” panggil yong bae, teman se-band seung hyun.

“ne?”

“umm.. seung hyun mana?” tanyanya sambil menengok ke kanan dan kiri mencari seung hyun.

“aku tidak tahu!” jawabku seadanya. “aku harus ke kelas hyung. Umm.. annyeong.”

Aku langsung berjalan ke kelas tanpa mempedulikan yong bae hyung yang sepertinya bingung dengan keadaan seung hyun. Ia memang selalu datang ke sekolah. Jadi, sangat mengherankan kalau dia tidak masuk. Dia itu salah satu murid teladan! Semua penghargaan tentang IPA dan matematika pasti ia sabet! Tidak pernah pulang dengan tangan kosong kalau ia sudah mengikuti lomba itu. Itulah yang membuatku benar-benar bangga padanya!

Saat istirahat, aku mencari seung hyun ke kelasnya. Tetapi dia tidak ada. Katanya ia ijin. Dan aku tanya yong bae hyung, ia bilang juga tidak tahu ijin apa. Mungkin lomba? Ahh.. mungkin! Be positive yong!

“yong bae hyung!” panggilku saat aku melihat yong bae hyung di kantin.

“ne?” tanya yong bae hyung.

“apa seung hyun bilang padamu kemana ia ijin?”

Yong bae hyung menggeleng. “aku juga tidak tahu!” yong bae hyung menepuk pundakku. “sabar! Seung hyun akan kembali. Jangan takut, ok?”

Aku mengangguk saja sambil tersenyum. Senyum paksaan. Ya.. aku memaksakan senyum ini! Aku tidak mau yong bae hyung tahu kalau aku benar-benar cemas tentang seung hyun.

Besoknya, aku kembali mencarinya ke kelasnya. Tetapi tetap saja aku tidak menemukannya. Hyunnie, kau kemana??

Tepat seminggu setelah hari dimana seung hyun menyatakan kalau ia benar-benar menyayangiku. Aku menyerah. Aku menyerah mencari keberadaannya. Harusnya aku mencari ke rumahnya! Tapi bagaimana jika aku tidak tahu? Aku benar tidak tahu dimana tempat tinggalnya. Bahkan anggota keluarganya pun aku tak tahu. Yang kutahu hanya seung hyun. Choi seung hyun.

Aku duduk di bangku taman yang biasa aku dan seung hyun duduki kalau mengunjungi tempat ini. Aku menikmati angin sepoi-sepoi ini sendirian. Tanpa seung hyun yang bisa dijadikan sandaran kalau aku ngantuk akibat angin ini.

“ji yong!”

Aku menengok ke arah suara dan mendapati yong bae hyung sedang tersenyum. Aku balas senyum. Lalu ia duduk di sampingku.

“kau mau tahu dimana seung hyun?” tanya yong bae hyung.

Aku tersentak. Lalu mengangguk. Aku menenangkan diriku dulu agar siap mendengar setiap kata tentang seung hyun dari mulut yong bae hyung.

“aku harap jangan marah!” kata yong bae hyung.

“pasti!” aku menganggukkan kepala sambil tersenyum.

Yong bae hyung memelukku erat. Aku terus memberontak untuk melepas pelukannya. Akhirnya yong bae hyung melepaskanku.

“ada apa dengan seung hyun?” tanyaku.

“maaf aku terpaksa berbohong.” Jawab yong bae hyung. “aku menyembunyikan sesuatu darimu.”

Apa sih maksudnya? Benar-benar orang ini ingin membuatku mati penasaran!

“seung hyun..” yong bae hyung menatap langit. “ia sedang melihatmu diatas!”

“ma-maksudmu—“

ia sedang melihatmu diatas! Apakah seung hyun—

“ia ada disana?” aku bertanya sekali lagi sambil menunjuk ke arah langit.

“ia kritis. Tidak ada harapan lagi untuknya!”

Deg—

“a-apa ma-maksudmu?” aku harus mengontrol bicaraku. Aku harus menahan air mataku.

Dddrrttt… dddrrrttt…

Getaran HP yong bae hyung terasa sampai tubuhku. Menggetarkan pertahananku sampai air mataku yang sedari tadi kutahan membanjiri pipiku. Yong bae hyung tersentak setelah menerima SMS yang dikirimkan orang di HP-nya. Lalu menarik tanganku tanpa menunggu persetujuanku. Aku hanya mengikutinya tanpa memberontak. Yong bae hyung membawaku ke mobilnya dan mengendarai mobil sampai ke rumah sakit besar. Ia lalu menggandengku masuk ke dalam RS itu sambil sesekali menyeka air mata. Sebenarnya apa yang terjadi dengan seung hyun-ku? Apakah ia mendapat kecelakaan yang sebegitu parah? Akhirnya yong bae hyung melepaskan pegangannya. Ia jatuh terduduk di depan dae sung, salah satu anggota band-nya juga yang sedang duduk di kursi depan ruang ICU.

“ma-mana seung hyun?” aku memberanikan diri bertanya.

Dae sung mendekatiku. Ia menepuk pundakku sambil memberikan sinyal untuk menguatkanku. Tetapi sama saja. Aku tidak merasakan apapun. Tidak ada energi positif yang bisa diambil dari tatapannya. Beda dengan tatapan seung hyun!

“ia lelah di dalam sana.” Kata dae sung. “ia menghembuskan nafas terakhir. Tepat setelah yong bae bilang ia dan kau sampai di RS ini!”

Deg—

Seperti ada yang mengganjal jantungku aku mendengar kata-kata ini. Seung hyun-ku, ia pergi! IA PERGI! Pergi jauh ke tempat yang tidak tahu ada dimana itu.

“be-benarkah?” tanyaku tak percaya.

Dae sung mengangguk. Lalu pintu ICU dibuka dan keluarlah beberapa orang dokter dan suster sambil membawa tempat tidur dorong yang diatasnya berbaring orang dengan selimut yang menutupi seluruh badannya.

“anda keluarga choi seung hyun?” tanya dokter itu pada aku, dae sung, dan yong bae hyung.

“aku temannya. Keluarganya tidak bisa kesini sekarang. Mereka—sedang pergi ke tempat yang jauh!” jawab dae sung hyung.

Satu-satunya orang yang tidak menangis. Ia masih bisa tegar di depan kami semua. Dae sung memang orang yang tidak mau menampilkan kesedihannya di depan orang. Cukup ia dan tuhan yang boleh tahu kesedihannya.

“ji yongie, ini seung hyun-mu!” kata dae sung.

Aku langsung mendekati jasad yang ada di atas tempat tidur itu. Aku membuka kain yang menutupi kepalanya itu dan melihat seorang lelaki dengan tampangnya yang polos tertidur di kasurnya. Melepas lelah akibat bebannya di dunia selama ini. Matanya yang menghipnotis tertutup karena lelah melihat keadaan ini. Bibirnya yang selalu melantunkan lagu-lagu dan kata-kata indah tertutup karena lelah berbicara. Aku menurunkan kain itu sampai ke pinggangnya. Ku genggam tangannya yang biasa menggenggamku kalau aku sedang membutuhkannya. Ku berikan kehangatanku berharap ia akan bangun lagi.

“hyun,,” aku menggenggam tangannya yang dingin itu. Lalu menangis di sampingnya. “kenapa kau meninggalkanku secepat ini?” tanyaku lirih. “kenapa???”

Dae sung dan yong bae hyung menepuk pundakku. Yong bae hyung lalu membisikkan sesuatu kepadaku.

“aku akan tunjukkan sesuatu padamu. Peninggalan seung hyun!” bisik yong bae hyung. “aku akan tunjukkan setelah seung hyun dimakamkan.”