Title : “last farewell”
Length : chaptered
Cast : GD X TOP a.k.a GTOP couple~<3
Annyeoooonngggg…
Saya balik bawa FF GTOP nih.. ada yang mau ?? pasti jarang GTOP shipper *in fact I’m not GTOP shipper
Ni FF mungkin akan sedikit sama sama FF “BIGBANG is 6??” milik saya dan sedikit bagian dari “bad boy good boy”
Gatau ni ff mau dijadiin NC ato kagak.. komen diharapkan 🙂
***
“CHOI SEUNG HYUN!!!” gertak seorang lelaki paruh baya yang adalah ayah sekaligus manager dari lelaki tampan yang sedang berbaring lelah di kasurnya.
“palli ireona!!!!” katanya lagi sambil menarik selimut yang menutupi tubuh anak keduanya itu.
Lelaki tampan yang bernama seung hyun itu langsung membuka matanya yang baru 1 jam dipejamkan untuk tidur. Ia mengeliat untuk mengencangkan otot-ototnya yang dipakai seharian penuh tadi malam untuk syuting sebuah musik video di daerah jeju.
“apa lagi? Bukannya appa bilang aku libur hari ini?” tanya seung hyun memelas.
“ne, arasso!” ayahnya a.k.a mr choi menarik tangan anaknya. “partnermu datang!”
Mata seung hyun langsung melebar. Rasa kantuk yang tadi menguasai dirinya langsung berubah menjadi keterkejutan. Rasa kantuk itu pun hilang dalam hitungan detik.
“mwoya?! Partner?!”
***
“ini anak laki-laki saya. Namanya choi seung hyun. Nama panggungnya TOP. Dia anak kedua dari dua bersaudara. Sebenarnya hampir punya adik. Tapi dianya manja, nggak mau tersingkir. Akhirnya adiknya takut dan keluar sendiri dari perut ibunya.” Mr choi memperkenalkan anak bungsunya pada lelaki parubaya lain yang juga membawa anak laki-laki yang berpakaian ala trend masa kini dan manis.
“kalau begitu sama seperti anak saya, ji yong. Dia juga anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya sekolah di USA jadi dia yang paling disayang.” Ayah dari lelaki manis itu juga ikut memperkenalkan anaknya, kwon ji yong.
“kalau begitu sama seperti hye yoon!” mr choi langsung memperkenalkan anak pertamanya. “hye yoon juga sekolah di USA. Wah.. siapa tahu mereka saling kenal!”
Omongan dua pria itu tidak berlangsung sebentar. Malah jadi asyik sendiri tanpa mempedulikan tujuan awalnya. Mereka malah mengobrol tentang pekerjaan, bisnis, aset, dan klien.
Tidak jauh berbeda dengan dua pria itu, dua wanita yang merupakan istri dari masing-masing pria itu juga terlibat perbincangan seru. Mereka tidak merencanakan ini. Malah omongan langsung meluncur begitu saja seperti orang meluncur di permukaan bumi yang tertutup es.
“eh tau gak jeng, masak tukang sayur itu nyatain cinta sama saya!” mrs choi memulai gosip hangatnya. “dia bilang ‘lagian nyonya awet muda sih. Kan saya kira masih ABG’ gitu katanya! Ahh~ mana tukang sayurnya mirip sama se7en lagi! Kan saya suka banget tuh!”
Mrs kwon tersenyum menanggapinya. “kalau saya ketemunya tukang sayur yang mirip rain! Ya ampun cakep banget! Terus dia ngasih ikan asin gratisan sama saya! Ahh~~ untung mas kwon gak denger!”
*udah ah.. author jadi pengen ikut ngegosip karna ketemu ama tukang tahu mirip ji yong #PLAKKK*
Seung hyun meringis haru (?) mendengar pembicaraan dua orang yang umurnya sudah tidak lazim (?) untuk bergosip ria. Ia mengutuki dirinya sendiri sambil menatap lelaki manis yang diketahui bernama KWON JI YONG, yang sekarang sedang mengotak-atik blackberry-nya dengan asyik sambil mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti alunan lagu.
“ckckck.. poor me!” pikir seung hyun sambil berdiri untuk meninggalkan gerombolan orang di ruang tamu.
“EHH MAU KEMANA?” tiba-tiba orang yang ada disitu—kecuali ji yong karena sedang mendengarkan musik rock yang kencang—menyahutinya dengan suara yang lebih dari merdu dan kurang dari sumbang (?)
Terpaksa seung hyun duduk lagi sambil mendumel kesal dalam hati. Ia mengeluarkan i-phone kesayangannya dan memasang headphone sambil mendengarkan lagu wu tang clan *ini bukannya grup kesukaan ji yong yah ?? ckckck.. baru tau bang entop doyan (?)
“OKE..” mr choi langsung kembali ke kewibawaannya. “mulai besok, kalian harus persiapkan semuanya! Konsep album, baju, dan lain-lain!”
“MWO-YA?!!!!!” pekik ji yong & seung hyun heran.
**besoknya**
Diam..
Dua suku kata yang menggambarkan kebisuan itu sekarang sedang terjadi diantara ji yong dan seung hyun. Mereka berdua malah hanyut dalam pikiran masing-masing. Yang satu mendengarkan lagu seo tai ji and boys sambil berpikir untuk lagu baru, yang satu berpikir sambil mendengarkan lagu usher.
Sementara itu diluar, dua bapak dari dua anak itu berusaha mendengarkan semua yang terjadi di kamar seung hyun. Tapi mereka harus menelan kekecewaan dan hasrat ingin mendobrak pintu itu.
“ini gimana ceritanya jadi pada diem-dieman?” tanya mr kwon kesal.
“saya juga nggak tahu lah,” jawab mr choi sambil menggeleng putus asa. “seung hyun memang susah bersosialisasi! Ngomong sama saya tentang pekerjaan saja malah ngeles nggak jelas gitu. Hufffttt..”
Mr kwon tersenyum simpul karena lega. Gimana nggak lega, dia bersyukur karena ji yong masih bisa nurut dan mengikuti aturan.
***
Dua anak itu kini telah membuka headphone. Mereka saling menatap tanpa mengucapkan sepatah katapun. Sekedar kode mata saja tidak ada. Oh bahkan senyum tidak tersungging cerah di bibirnya! Benar-benar parah.
“a-apa yang kau pikirkan?” tanya ji yong membuka kebisuan.
Seung hyun langsung memalingkan wajah dari lelaki manis itu. “nothing.” Jawabnya singkat.
Ji yong membalasnya dengan senyum manis. “hyung..”
“MEMANGNYA AKU LEBIH TUA DARIMU?!” getak seung hyun kesal.
Ji yong langsung membulatkan matanya dan mundur beberapa langkah. Nafasnya tidak teratur mendengar suara berat lelaki itu membahana di ruangan itu. Tapi dia tetap memaksakan senyum.
“a-aku setahun lebih muda darimu.” Jawab ji yong. “kau tahun 87, dan aku 88.”
“oh..” seung hyun hanya menjawab singkat.
“umm.. hyung,” kali ini ji yong mengintonasikan suaranya kecil. “a-aku..”
Seung hyun mendekati ji yong dan berdiri di depannya. Badannya yang lebih tinggi dari lelaki manis itu menutupi badan kecilnya.
“jangan berbicara dengan nada yang membuatku bergidik. Memangnya aku semenyeramkan itu?” tanya seung hyun sambil membalikkan badan dan kembali duduk di kursi dekat komputernya.
Ji yong tersenyum. Kali ini ia bisa lega untuk berbicara dengan lelaki tampan berbadan tinggi yang punya suara berat itu.
“aku punya lagu. Kau mau dengar?” tanya ji yong yang mulai menikmati pembicaraan.
“lagu apa?” tanya seung hyun balik.
“lagu bergenre hip-hop. Liriknya lumayan kok!”
“itu bikinanmu?”
Ji yong menjawabnya dengan senyum dan anggukan.
“pantas kau bilang bagus! Tidak ada yang mau bilang karyanya itu jelek kecuali ia munafik!”
Deg—
Ji yong menggigit bibir bawahnya. Mencoba tegar mendengar lelaki tampan itu berbicara dengannya. Ternyata ia bisa berbicara sekasar itu, pikirnya.
“n-ne kau boleh bilang aku apapun. Yang pasti aku mau kau dengarkan. Umm.. apa nama bluetooth-mu?” tanya ji yong menahan emosi dan tangis.
“SH86.” Jawab seung hyun singkat.
Ji yong sibuk mengotak-atik blackberry-nya sambil menggigit bibir bawahnya. Setelah itu ia mengangkat wajah dan tersenyum.
“kau dengarkan dulu saja. Nanti tinggal kirim komentar ke nomorku!” kata ji yong lalu keluar dari ruangan pribadi seung hyun.
Drrrrrrttttttt…
Seung hyun membiarkan HP-nya bergetar karena sudah menerima data dari ji yong. Tapi ia diamkan dan memfokuskan pandangan ke punggung ji yong yang sudah hilang dari pandangannya.
“oh god.. how many time have I done that?”
***
“kau apakan dia, hah? Dia tidak berhenti menangis sampai sekarang! Kenapa anakku bisa sebegitu kasarnya pada orang lain? Aku kan sudah mengajarkanmu semua hal yang diperlukan idola! Kalau media tahu bagaimana? Nanti akhirnya produsermu juga tahu? Dan..”
Omelan mr choi terus mengalir deras dari bibirnya bagaikan air terjun niagara yang tidak pernah kehabisan stok air. Terus saja omelannya itu memojokkan dan tidak menemukan titik penghabisannya.
Seung hyun yang sudah lelah mendengar omelan ayahnya hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Dalam hati ia merasa salah, tapi di sisi lain, ia marah karena ayahnya menyediakan partner yang tidak melalui persetujuannya dan akhirnya mendapat partner yang lebih muda dan lebih enerjik darinya.
*
Sementara itu di sisi lain, ji yong terbaring lemah di kasur empuknya tanpa bisa berpikir jernih. Seseorang telah mengacaukan pikirannya. Orang yang selama ini menjadi pujaannya, orang yang selama ini telah menghantui hidupnya, dan orang yang sekarang dipertemukan lagi.
pantas kau bilang bagus! Tidak ada yang mau bilang karyanya itu jelek kecuali ia munafik!
Kalimat itulah yang terus menggema di kupingnya, yang berakhir dengan air mata di matanya. Ia bukanlah laki-laki yang kuat seperti lelaki lain. Ia bukanlah lelaki yang bisa menyerah begitu saja, walaupun untuk orang terdekatnya. Ia juga bukanlah lelaki yang mau memberikan hasil kepada orang lain. Egois memang. Tapi itulah sifatnya. Sifat dulu, susah diubah.
“ji yong-ah, jangan menangis terus! Biarkan saja dia mendapat hukumannya!” teriak mr kwon dari luar kamar.
Ji yong langsung menghapus air matanya dan mencoba untuk menarik dua sudut bibirnya masing masing ke kanan dan ke kiri walaupun sulit dan terlihat tidak cukup tulus.
“yongie, biarlah!” sekarang mrs kwon mencoba menenangkan lelaki manis itu. “pasti nanti dia bakal sadar!”
Bukan itu yang kumau.. batin ji yong pilu.
&&& LAST FAREWELL &&&
Ji yong membuka matanya di saat matahari belum mentransfer sinarnya kepada belahan bumi dimana ji yong berada. Jam digital yang dipasang di meja sebelah ranjangnya masih menunjukkan pukul 02:01 dengan detik yang tidak bisa dihitung. Kemudian lelaki itu kembali menutup matanya dan menarik selimut sampai ke atas badannya.
***
Pagi pun menjelang dengan cepatnya. Matahari mulai menampakkan diri di belahan bumi dua anak manusia yang dipersatukan oleh pekerjaan bernama kwon ji yong dan choi seung hyun. Sinarnya menyeruak masuk dari celah-celah jendela dan mengetuk kelopak mata untuk memamerkan sinar ciptaan tuhan yang indah.
“hyun-ah, cepat bangun!!” mr choi kembali meneriakan kata-kata untuk ‘sarapan’ pagi anaknya.
“hmm.. ne.. hoooaaammmm..” lenguh seung hyun masih ingin menikmati tidurnya.
“kali ini kau tidak boleh mengecewakan appa! Kau harus bekerja sama dengannya sampai masa kontraknya habis!”
“kapan masa kontraknya habis?”
“setengah tahun kalau tidak salah!”
Seung hyun menggeleng. “tidakkah terlalu lama?”
Mr choi menggeleng. “ani! Malah terlalu cepat. Makanya, kau pasti menyesal kalau menyakitinya terus!”
Let’s go seung hyun! Just for 6 months! Not too long for u, right? Batin seung hyun menyemangati dirinya sendiri.
###
“mian..” gumam seung hyun memecah keheningan di antara ia dan ji yong.
Ji yong yang sedang sibuk dengan buku lagunya langsung menatap seung hyun dengan tatapan innocent-nya.
“untuk?”
“kemarin!” seung hyun menghembuskan nafas panjang. “a-aku sadar kalau aku cukup egois kemarin! A-aku juga sadar kalau aku terlalu membuatmu takut sehingga kau—“
“cukup!” ji yong menempelkan jari telunjuknya ke depan bibir seung hyun. “aku sudah maafkan dari kemarin. Lagipula, aku yang salah karena menjadi partnermu padahal kau tidak suka dan sebentar lagi akan merilis album.”
Kembali hening~
“sudah dengar lagunya?” tanya ji yong kembali memecah keheningan.
Seung hyun menggeleng. “mian. Aku tidak ingat!”
“hapus saja. Memang jelek lagunya. Aku saja tidak kuat mendengarnya berulang-ulang.” Ji yong tertawa kecil. “cepat!”
Seung hyun mengambil i-phone-nya dan mengotak-atik benda berharganya yang satu itu. Ia lalu memasang headphone dan mendengarkan sebuah lagu.
“apa judulnya?” tanya seung hyun setelah selesai mendengarkan.
Ji yong memekik kaget. “heh? Ka—“
“memangnya salah kalau aku dengar?” tanya seung hyun. “apa judulnya?”
“bagaimana? Bagaimana?” raut kegembiraan terpancar jelas di wajah ji yong. Pipinya merona mendengar seung hyun mengatakan kalau dia dengar—walaupun itu pertanyaan, bukan pernyataan.
“aku tanya apa judulnya, pabo!!”
“ne.. ne..” ji yong mengerucutkan bibir. “1 year station.”
“lumayan..”
“tapi itu tidak cocok untuk dinyanyikan berdua. Apalagi kita!”
“memangnya tidak bisa dicoba?”
Ji yong menggeleng. “dicoba bisa. Tapi ini lebih cocok dinyanyikan oleh orang yang suaranya tidak terlalu bass. Kecuali bagian rap. Mungkin bisa kalau kau yang nyanyikan!”
Seung hyun mengangguk enteng. “then? Memangnya aku minta lagu ini untuk dijadikan single duet kita?”
Ji yong langsung tersentak. Tapi kembali menyunggingkan senyum manis yang polos (?)
“aku punya lagu yang pas untuk kita berdua!” kata ji yong lalu mengambil blackberry-nya. Kembali ia otak-atik dan membuat HP seung hyun bergetar.
“judulnya high high,” kata ji yong lagi. “bergenre hip hop yang sesuai dengan aliranmu. Dan liriknya lumayan gampang dihafal.”
Seung hyun terus menganggukkan kepala, padahal fokusnya terarah pada lagu yang diberikan ji yong.
“oteokke?” tanya ji yong setelah seung hyun menyingkirkan headphone dari kupingnya.
“umm.. lumayan!” jawab seung hyun. “tapi bagianku dimana?”
Ji yong tersenyum. “sudah kuatur! Kau tenang saja..”
“ok.”
Some minutes later..
“ok. Sudah kan? Pokoknya minggu depan kita harus siap dan minggu depannya menyiapkan MV!” kata seung hyun mengakhiri semuanya.
“sip :D”
***
“TOP SUDAH MEMPUNYAI PARTNER UNTUK ALBUM BARU?”
“PARTNER TOP SUDAH DITEMUKAN?!”
“SIAPAKAH DIA?”
“MENGAPA DIA YANG DIPILIH?”
Beribu pertanyaan tercetak tebal dan besar di setiap cover majalah yang juga menyertakan foto orang yang digosipkan. Kali ini seung hyun yang menjadi topik hangatnya. Beribu pelajar yang tadinya hendak pergi ke sekolah langsung singgah ke tukang majalah untuk mencari tahu tentang beritanya. Memang sudah ada internet dan bisa diandalkan di sekolah. Tapi anak-anak itu sengaja ingin telat agar tidak ditagih PR yang disuruh dikerjakan dari minggu lalu. Dasar anak-anak bandel! *termasuk yang nulis nih..
“MWO?! KENAPA PADA TAHU?” tanya seung hyun heran. “kan belum ada pengumuman resmi. Ahh~ dasar paparazzi kurang kerjaan!!!”
“sabar hyung!” seorang lelaki manis mencoba menenangkannya. “yang penting aku belum tertangkap kamera.”
“yeah u right, yongie!”
Deg—
Jantung ji yong langsung berhenti berdetak selama beberapa detik karena tidak percaya dengan perkataan lelaki di depannya yang sedang menahan marah akibat pemberitaannya.
“emm.. tidak apa kan kalau aku panggil itu?” tanya seung hyun.
Ji yong mengangguk. “n-ne..”
“namamu mirip dengan seseorang yang sudah tak ada..” katanya. “ah! Tidak usah dipikirkan. Kau sudah siapkan bagianku?”
“y-ye.. ini. Bagianmu yang bergaris merah, dan bagianku yang tidak digarisi apa-apa.”
***
“APA BENAR INI PARTNER TOP?”
“APA PARTNER INI HANYA UNTUK SATU LAGU?”
“SIAPAKAH NAMA PARTNER BARU TOP?”
“BAGAIMANAKAH TOP MENANGGAPI PARTNER BARU INI?”
“TOP, apa benar pemberitaan selama ini?”
“TOP, benarkah yang selama ini disembunyikan adalah dia?”
“siapa namanya?”
“berapa tanggal lahirnya?”
“dimana tinggalnya?”
“dimana asalnya?”
“siapa orangtuanya?”
“bagaimana latar keluarganya?”
Lagi-lagi..
Beribu pertanyaan yang sama dilontarkan dari satu redaksi sampai redaksi lainnya kepada orang yang sama. Seung hyun yang tidak pernah luput dari gosip pun hanya bisa diam tanpa menanggapi. Menanggapi sama saja membuat orang penasaran, dan akhirnya akan bertanya lebih jauh. Seung hyun tidak punya waktu untuk meladeninya. Apalagi sekarang TV show sedang mencoba membujuk seung hyun untuk menjadi bintang baru di acara—walau nanti juga akan ditanya tentang gosip-gosip panas tentangnya.
“mian hyung..” kata ji yong.
“mian?”
“ne..” tegas ji yong. “aku tidak hati-hati dan akhirnya tertangkap kamera.”
“yeah.. whatever!”
“k-kau marah?”
Seung hyun mendorong ji yong hingga lelaki itu menyentuh tembok. Dua tangan ji yong dia tarik sejajar dengan kepalanya hingga lelaki manis itu tidak bisa melakukan apa-apa. Ia hanya bisa tertunduk dan ketakutan.
“h-hyung.. a-apa..”
“PABOYA!!!”
“mi-mian..”
“PABOYA..!!!”
TBC
Pasti ga seru banget nih !! saya juga bingung kenapa jadi ga bener gini.. padahal pengennya angst gitu. Nah ini apa ??